Senin, 20 Oktober 2014

memahami diri pribadi

Memahami diri pribadi
Pemahaman diri merupakan salah satu proses yang harus dilakukan untuk membentuk konsep diri, dengan pemahaman diri yang didasarkan dengan sikap positif akan memunculkan konsep diri yang positif juga dimana hal itu akan berpengaruh pada kepercayaan diri yang tinggi.
Pemahaman diri yang objektif akan membuat seseorang mengerti akan dirinya, termasuk kelemahan dan kelebihan yang dimiliki serta bisa bersikap positif dalam menanggapi kelemahan dan kelebihan yang ada. Menurut Loekmono (dalam Kartono, 1985) tujuan mengenal dan memahami diri sendiri bukannya untuk membuat orang menjadi kecewa setelah mengetahui bagaimana kepribadian dirinya, tetapi diharapakan agar setelah mengenal dan memahami dirinya sendiri seseorang dapat menerima kenyataan yang ada lalu berusaha dengan yang ada pada dirinya untuk mengembangkan pribadinya agar sehat dan memiliki karakteristik yang positif.
A.    Menumbuhkan dan mengembangkan pribadi anda
Pertumbuhan dan perkembangan pribadi memungkinkan manusia hidup secara lebih memuaskan dan nyaman, dan menjadi suri teladan bagi orang lain. Perkembangan pribadi biasanya dicirikan dengan meningkatkannya kesadaran diri dan pengetahuan melalui keterbukaan diri dan eksplorasi serta refleksi perasaan, pemikiran dan perilaku.
             Untuk menumbuhkan dan mengembangkan pribadi dibutuhkan proses-proses sebagai berikut:
-          Meningkatkan kesadaran diri
-          Memecahkan masalah-masalah masa lampau dan kini
-          Melihat kembali nilai-nilai pribadi

B.    Meningkatkan kesadaran diri
Setiap kali anda bertemu dengan orang lain dan membantunya, mereka akan melihat anda sebagai sosok pribadi. Anda menunjukan kekuatan dan keterbatasan serta kepribadian anda dalam hubungan tersebut. Kepribadian niscaya dibentuk oleh pengalaman-pengalaman hidup sebelumnya
Jika ingin memeberikan bantuan yang efektif dan mendorong orang lain berkembang dan berubah, anda juga harus memupuk perkembangan anda sendiri, anda dapat melakukannya dengan lebih menyadari cara-cara untuk mengembangkan potensi diri dan berubah adi pribadi yang matang. Anda perlu bertanya kepada diri sendiri, “apakah saya melakukan apa yang saya yakin harus dilakukan oleh orang lain?”
C.    Memecahkan masalah- masalah masa lampau dan kini
Untuk memberikan bantuan yang efektif, anda pun niscaya akan mengambil risiko. Mengajak seseorang berbicara tentang masalahnya membawa risiko bagi anda secara emosional. Ajakan membawa kemungkinan bahwa anda akan menghadapi emosi-emosi yang kuat dalam diri anda dan mungkin juga pemikiran-pemikiran yang mengganggu.
D.    Cara-cara praktis untuk tumbuh dan kembang
-          Bergaul dengan orang-orang yang selalu ingin tumbuh dan berkembang
-          Mengikuti program-program konseling pribadi
-          Membagi pengalaman anda dalam membantu orang lain kepda konselor
-          Mendengarkan orang lain yang berbeda nilai dan keyakinan dengan anda, sehingga anda dapat mengulas balik nilai dan keyakinan anda sendiri.
-          Tekun beribadah sesuai dengan agama anda
-          Mengeksplorasi peluang-peluang untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan konseling anda
-          Berdiskusi secara rutin dengan kelompok-kelompok yang aktif memberikan bantuan konseling

memahami diri sendiri sangat penting dan berkaitan erat dengan pengambilan keputusan sesuai kemampuan bidang keahlian anda, seperti saat lulus sekolah menengah atas ingin melanjutkankan kejenjang universitas. Sebagai contoh ingin mengambil jurusan bimbingan konseling perlu adanya pemahaman sedikit dari wawasan mengenai apa itu bimbingan dan konseling (calon konselor)

E.    Pendahuluan
Seorang konselor tidak dilahirkan bukan karena pendidikan dan latihan profesionalnya semata-mata. Menjadi konselor berkembang melalui proses yang panjang, dimulai dengan mempelajari berbagai teori dan latihan serta berusaha belajar dari pengalaman praktikkonselingnya. Dalam proses tersebut peran keinginan atau cita-cita tidak dapat diabaikan, sebab penentuan pilihan bidang ilmu yang akan digeluti didasari oleh tujuan atau alsan pemilihan tersebut.
      Menjadi konselor yang baik, yaitu konselor yang efektif, perlu mengenal diri sendiri, mengenal klien, memahami maksud dan tujuan konseling, serta menguasai proses konseling. Membangun  hubungan konseling merupakan hal penting dan menentukan dalam melakukan konseling. Seorang konselor tidak dapat membangun hubungan konseling jika tidak mengenal diri maupun klien, tidak memahami maksud dan tujuan konseling serta tidak menguasai proses konseling.
      Salah satu pengenalan diri sendiri adalah pemahaman perasaan-perasaan dan sikap-sikap diri sendiri pada waktu memulai pendidikan menjadi konselor (Gerald, 1989:3). Perasaan dan sikap awal tersebut merupakan motivator untuk terus berkembang. Jika pada saat ini tidak terlalu menjadi persoalan apa yang menjadi motivasi memilih menjadi, sangatlah penting menyadari motivasi serta kebutuhan-kebutuhan pribadi yang ingin dipenuhi. Dengan menyadari hal tersebut akan menghindarkan upaya pemenuhan kebutuhan sendiri yang akan mengganggu proses konseling. Kesadaran akan kemampuan yang dimiliki, mendukung pemenuhan kebutuhan klien yang lebih baik.
            Menjadi konselor yang efektif perlu mengetahui makna efektif dalam konseling. Menilai efektivitas konseling biasanya sangat subjektif dan mempunyai dua perspektif, yaitu perspektif konselor dan klien. Keduanya dapat berbeda, karena masing-masing mempunyai harapan yang berbeda. Salah satu  cara untuk memahami perspektif klien ialah memahami alasan-alasan klien untuk memproleh konseling.
            Seorang konselor yang efektif, perlu memiliki pandangan atau pikiran yang jelas tentang maksud dan tujuan –tujuan konseling. Beberapa tujuan konseling adalah: membantu klien merasa lebih baik, membantu klien menjadi percaya diri dan memperoleh keterampilan untuk mengahdapi situasi pada saat ini dan dikemudian hari dalam cara- cara yang konstruktif. 
            Agar harapan dan kebutuhan klien dapat terpenuhi oleh konselor, maka pendekatan yang dapat dilakukan adalah pembahasan tujuan konseling secara terbuka. Atas dasar hasil pembahasan tersebut dilakukan penyusunan program konseling yang disepakati bersama oleh konselor dank lien.
            Aspek kunci lainnya dalam konseling yang efektif adalah hubungan konseling, yaitu kualitas hubungan antara konselor dengan klien. Konsep carl rogers tentang hubungan konseling merupakan konsep yang kuat dan berguna, dan perlu dipahami oleh calon konselor.
            Carl rogers menyebutkan tiga kualitas utama yang diperlukan seorang konselor agar konselingnya efektif, yaitu kongruensi, empati, dan perhatian psitif tanpa syarat pada klien. Konselor yang memiliki kualitas kongruen, yaitu seorang konselor yang dalam perilaku hidupnya menunjukan sebagai dirinya sendiri yang asli, utuh dan menyeluruh, baik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan profesionalnya. Konselor tidak pura-pura atau memakai kedok untuk menyembunyikan keaslian dirinya.
            Konselor yang memiliki kualitas empati, dapat merasakan pikiran dan perasaan orang lain da nada rasa kebersamaan dengan klien. Konselor memahami jalur jalan dan liku-liku yang dilalui klien dan bersimpati padanya, berjalan bersama dengannya sebagai teman sejalan.
            Kualitas ketiga seorang konselor yang baik atau efektif adalah memberikan perhatian kepada klien. Konselor memberikan perhatian positif tanpa syarat. Konselor dapat menerima klien sebagaimana adanya dengan segala kelemahan dan kekuatannya,  sikap dan keyakinannya termasuk perilakunya yang mungkin memuakan bagi orang lain. Konselor menerima tanpa memebrikan penilaian.
F.    Karakteristik guru bimbingan dan konseling atau konselor
a)    Beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa
b)   Berpandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, individual dan social
c)    Menghargai harkat dan martabat manusia dan hak asasinya, bersikap demokratis.
d)   Menampilakan nilai, norma dan moral yang berlaku dan berakhlak mulia
e)    Menampilkan intergritras dan stabilitas kepribadian dan kematangan emosional
f)    Cerdas, kreatif, mandiri dan berpenampilan menarik.

G.    Ciri-ciri penting yang dikemukakan oleh corey (1977: 234-235) sebagai berikut.
a)    Memiliki cara-cara sendiri. Konselor selalu ada dalam proses pengembangan gaya yang unik, yang menggambarkan filsafah dan gaya hidup pribadinya, dan walaupun bebas meminjam ide-ide dan teknik-teknik orang lain, tidak secara mekanis menirunya.
b)   Memiliki kehormatan diri dan apresiasi diri.
c)    Mempunyai kekuatan yang utuh, mengenal dan menerima kemampuan sendiri
d)   Terbuka terhadap perubahan dan mau mengambil risiko yang lebih besar
e)    Terlibat dalam proses-proses pengembangan kesadaran tentang diri dan orang lain.
f)    Mau dan mampu menerima dan memberikan toleransi terhadap ketidakmenentuan.
g)    Memiliki identitas diri
h)    Mempunyai rasa empatiyang tidak posesif
i)     Hidup, artinya pilihan mereka berorientasi pada kehidupan
j)    Otentik, nyata, seejalan, jujur dan bijak
k)   Memberi dan menerima kasih sayang dapat memberikan sesuatu dengan sepenuh hati, mudah dipengaruhi oleh orang-orang yang dikasihi serta mempunyai kemampuan untuk memerhatikan orang lain.
l)     Hidup pada masa kini.
m)   Dapat berbuat salah dan mau mengakui kesalahannya.
n)    Dapat terlibat secara mendalam dengan pekerjaan-pekerjaan dan kegiata-kegiatan kreatif, menyerap makna yang kaya dalam hidup melalui kegiatan-kegiatan.

Daftar pustaka
1) Geldard, Kathryn. David Geldard. 2004. Membantu Memecahkan Masalah Orang Lain Dengan Teknik Konseling: Membangun Hubungan Baik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2) Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan Dan Konseling Berbasis Kompetensi: Pribadi Konselor. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada

3) Hapsari, Sri. 2005. Bimbingan Dan Konseling Sma Kelas XI. Jakarta: Grafindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar